Nagari Cubadak
Asal Usul Nagari Cubadak
Posted on Desember 26, 2007 by duakoto
NAGARI
Cubadak Kecamatan Duo Koto adalah satu dari 32 Nagari di Kabupaten
Pasaman. Nagari ini mempunyai luas wilayah 23.207 KM yang berbatasan
dengan Nagari Simpang Tonang sebelah Utara, sebelah Selatan dengan
Kecamatan Talamau Kab. Pasaman Barat, sebelah Timur dengan Kecamatan
Panti dan Kecamatan Lubuk Sikaping, sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Gunung Tuleh.Nagari
ini memiliki ciri khas tersendiri, yang tidak dimiliki oleh nagari
lain. Penduduknya mayoritas Mandahiling. Bahasa yang digunakan Bahasa
Mandahiling pula dengan logat terkenalnya kanen. Sementara dalam
adatnya mereka memakai adat Minang Kabau. Dalam sistem perkawinan
memakai adat sumando. Hal ini sejarahnya diawali dari
Pemerintahan pertama Raja Sontang beserta kaumnya di koto tinggi
terletak 1,5 Km dari Ulu Sontang sekarang. Raja pertama bernama Raja
Gunung Maleha di Koto Tinggi selanjutnya Raja Sipahutar, kemudian Raja
Labiah dan barulah sejak itu bernama Raja Sontang.Raja-raja
ini beserta kaumnya berbahasa Mandahiling dan adat istiadatnya Manjujur
yaitu mengambil garis keturunan dari Bapak. Kata Sontang berasal dari
kata Ontang yang berarti yang dibawa bersama-sama dan kemudian berubah
menjadi kata Sontang dan rajanya pada waktu itu disebut Raja Sontang
atau Raja yang disamakan. Raja Sontang disamakan dgn Raja Lelo di
Sikaduduk dan berubah adat istiadat menjadi adat istiadat Minang yang
disaksikan oleh utusan khusus Raja Pagaruyung yang sengaja diutus
kedaerah itu. Dan merubah adat istiadat dari Manjujur keadat istiadat
Minang yaitu Sumando sementara bahasanya tetap bahasa mandahiling
dengan logat yang khas.Perpindahan
Raja Sontang ke Cubadak dimulai setelah mendapatkan daerah temuan baru
oleh pegawai raja yang bernama Sigadumbang. Bukit Sontang yang kemudian
bernama Cubadak seterusnya Simpang Tonang, Silalang, Lanai Sinuangon
dan lainnya. Karena wilayah baru lebih luas dari wilayah Sontang maka
Tengku Raja Sontang pindah ke Cubadak. Maka jadilan Cubadak sebagai
perkampungan besar, saat ini dengan jumlah penduduk 14.357 jiwa. Namun
demikian Raja Sontang tetap datang ke Sontang. Saat ini yang menjabat
Raja Sontang bertempat tinggal di Pasar Cubadak. Karena Cubadak
merupakan daerah temuan, maka Sontang adalah daerah “Natoras” dalam
bahasa Indonesia artinya yang tua. Nagari Cubadak secara topografi
merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 600 m dari permukaan laut
dengan suhu rata-rata 25 s/d 270c.Dari
14.357 jiwa penduduk terdiri dari 6.756 jiwa laki-laki, dan 7.601 jiwa
perempuan dengan jumlah Kepala keluarga 3.361 KK, umumnya bekerja
sebagai petani sawah, ladang dan dagang. Dari Lubuk Sikaping Ibu Kota
Kabupaten Pasaman menuju daerah ini sepanjang 56 Km dapat dilalui
dengan jalan darat, waktu tempuh + 1 jam dengan kendaran roda empat dan
roda dua. Kesejukan udara di nagari ini seakan membuat masyarakatnya
hidup tenang berkorong berkampung. Nagari ini terkenal dengan keramah
tamahan penduduknya, suka bergotong royong dan kekerabatan antara satu
dengan yang lain selalu terjalin dengan baik. Adat istiadat yang
diwariskan para pendahulu nagari ini masih terus terlestarikan. Sebut
saja bahasa, tetap menggunakan bahasa Mandailing dan adat perkawinan
sistem Sumando.Sementara
jika dilihat dari kesenian masyarakat setempat yang cukup terkenal
Ronggeng, Dikia Rapano dan Silat, masih ditampilkan dan terlestarikan.
Kesenian Ronggeng, Silat selalu tampil setiap ada penutupan lebaran
hari raya idul fitri. Kesenian tradisional yang selalu terlestarikan
juga berimbas pada tetap terpertahankannya generasi muda setempat akan
bahaya narkoba dan jenis penyakit masyarakat lainnya. Sehingga
kehidupan sosial, ekonomi masyarakat di Nagari Cubadak yang dipadukan
adat Mandahiling dan Minang masih berjalan dengan baik. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar